BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan
pada pencapaian tujuan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya
mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan,
kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional,
keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas
jasmani dan olahraga. Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong
perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan
nilai-nilai (sikap, mental, emosional, spiritual dan sosial) serta pembiasan
pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan
yang seimbang.
Pendidikan
jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan
penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang
berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa
untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas
jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan
terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Sesuai dengan karakteristik siswa SMP, usia 12
– 16 tahun kebanyakan dari mereka cenderung masih suka bermain. Untuk itu guru
harus mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif, disamping harus memahami
dan memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa. Pada masa usia tersebut
seluruh aspek perkembangan manusia baik itu kognitif, psikomotorik dan afektif
mengalami perubahan. Perubahan yang paling mencolok adalah pertumbuhan dan
perkembangan fisik dan psikologis.
Dalam
proses pembelajaran pendidikan jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan / olahraga,
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan
unsur fisik mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan
dalam pengajaran harus mendapatkan sentuhan dikdakdik-metodik, sehingga
aktivitas yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Melalui pendidikan
jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk
mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan
dan memeliharan kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak manusia.
Namun
kenyataan di lapangan dalam masa transisi perubahan kurikulum dari kurikulum
1994 menjadi kurikulum 2004 yang semula pendidikan jasmani dan kesehatan dengan
alokasi waktu 2 jam per minggu @ 40 menit, sekarang Pendidikan Jasmani dengan
alokasi waktu 3 jam per minggu @ 40 menit, masih banyak kendala dalam
menerapkan kurikulum tersebut. Hal ini disebabkan karena belum adanya
sosialisasi secara menyeluruh di jajaran pendidikan sehingga masih banyak
perbedaan penafsiran tentang pendidikan jasmani utamanya dalam pembagian waktu
jam pelajaran.
Agar
standar kompetensi pembelajaran pendidikan jasmani dapat terlaksana sesuai
dengan pedoman, maksud dan juga tujuan sebagaimana yang ada dalam kurikulum,
maka guru pendidikan jasmani harus mampu membuat pembelajaran yang efektif dan
menyenangkan. Untuk itu perlu adanya pendekatan, variasi maupun modifikasi
dalam pembelajaran.
Adanya
ruang lingkup mata pelajaran pendidikan jasmani dalam kurikulum 2006 untuk
jenjang SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, sebenarnya sangat membantu pengajar
pendidikan jasmani dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
siswa.
Adapun
ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek permainan dan olahraga,
aktivitas pengembangan, uji diri / senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas
air) dan pendidikan luar kelas.
Kesegaran
jasmani siswa di sekolah harus dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui
proses pendidikan jasmani.
Berdasarkan
permasalahan di atas, maka peneliti berkeinginan membuat penelitian dengan
judul “Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa
SMP Negeri 4 Meureubo” Tahun Pelajaran 2011/2012.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian dapat merumuskan masalah:
Bagaimana
mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa SMP Negeri 4 Meureubo?
C. Tujuan
Penelitian
Tujuan
yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah:
·
Untuk mengetahui gambaran status
tingkat kesegaran jasmani siswa siswi SMP Negeri 4 Meureubo Kabupaten Aceh
Barat Tahun Pelajaran 2011/2012, beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
·
Untuk
mengetahui seberapa besar perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa siswi SMP
Negeri 4 Meureubo Kabupaten Aceh Barat.
D.
Manfaat Penelitian
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
·
Dapat memberikan informasi bagi SMP
Negeri 4 Meureubo Kabupaten Aceh Barat mengenai gambaran tingkat kesegaran
jasmani para siswa siswi, beserta faktor-faktor yang dapat mempengaruhinya.
·
Dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan dalam program sekolah yang berkaitan dengan masalah kesegaran jasmani
bagi siswa siswinya.
E.
Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih dibuktikan
kebenarannya melalui suatu penelitian. Dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan
antara dua variabel atau lebih. Jadi paling tidak harus memuat dua variabel.
Tujuan penyusunan variabel yaitu selain untuk memberi arah penelitian juga
untuk membatasi variabel yang digunakan.
Berdasarkan
landasan teori yang dikemukakan diatas maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:
Bagaimanakah tingkat
kesegaran jasmani siswa SMP Negeri 4 Meureubo.
F.
Asumsi dan
Keterbatasan Penelitian
Asumsi
adalah anggapan tentang suatu masalah atau fakta yang sudah mengandung
kebenaran tanpa melakukan pembuktian. Dengan kata lain masalah yang dipaparkan
dalam asumsi tidak perlu lagi diuji kebenarannya, hal ini sesuai dengan
pendapat yang mengatakan “Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal yang dipakai untuk
tempat berpijak dalam melaksanakan penelitiannya”. Anggapan dasar adalah suatu
titik tolak pemikirannya diterima oleh penyelidik (Winarso Sukarhmand, tahun
1972). Dalam penelitian ini penulis menggemukakan asumsi sebagai berikut:
1.
Asumsi Teoritis
a. Kesegaran
jasmani merupakan faktor yang sangat penting untuk menunjang kelancaran
kegiatan sehari-hari.
b. Peningkatan
kesegaran jasmani yang efektif dapat dicapai dengan melaksanakan olahraga
secara terarah, teratur dan terukur.
c. Pemahaman
mengenai pentingnya berolahraga bagi masyarakat dalam upaya peningkatan
kesegaran jasmani.
2.
Asumsi Metodik
Penelitian
ini dapat terlaksana karena didukung oleh beberapa asumsi metodik yaitu:
a. Metode
penentuan subyek dengan mengacu pada pendapat para ahli tentang sampling,
metode pengumpulan data menggunakan metode test perbuatan (sport skill test
yang telah terstandart) yaitu test kesegaran jasmani dengan menggunakan lari
2,4 km sebagai metode pokok.
b. Metode
dokumentasi sebagai metode pelengkap.
c. Sedangkan
analisis data untuk melihat bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani yang
dimiliki oleh siswa siswi SMP N 4 Meureubo Tahun 2011 / 2012, menggunakan
analisis deskriptif yaitu dengan menguraikan data-data dan memberikan arti dari
data yang diperoleh dari hasil test kesegaran jasmani dengan menggunakan
norma yang sudah berlaku.
3.
Asumsi Pelaksanaan
a. Proses bimbingan yang intensif dilakukan oleh Dosen
Pembimbing.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia dalam proses
pengumpulan data penelitian.
c. Lokasi yang mudah dijangkau baik oleh subyek
penelitian maupun oleh peneliti sendiri.
d. Proses pelaksanaan penelitian mendapatkan perhatian
yang besar dari para para guru di SMP N 4 Meureubo.
G.
Ruang Lingkup Penelitian
Pada ruang lingkup ini, diuraikan hal-hal sebagai
berikut:
1.Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kebugaran
jasmani.
2.Populasi/Subyek Penelitian
Populasi yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah para siswa-siswi SMP N 4 Meureubo Tahun 2011 / 2012.
3.Lokasi
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sekolah SMP
N 4 Meureubo.
H. Definisi Istilah
Untuk lebih memudahkan pengertian dari
variabel-variabel yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian ini maka
diberikan penjelasan sebagai berikut:
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melaksanakan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih
memiliki cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan yang lain (Dr. Sadoso
Sumosardjono, 1989).
Ijin tuk penggunaan.
BalasHapusJazakallah kjhairan. Amien....